Buscar

Páginas

MENGENAL SOSIOLOGI


Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan, teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi Sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Kelompok tersebut mencakup keluarga, suku bangsa, negara, dan berbagai organisasi politik, ekonomi, sosial. Istilah Sosiologi sebagai cabang Ilmu Sosial dicetuskan pertama kali oleh ilmuwan Perancis, bernama August Comte tahun 1842. Sehingga Comte dikenal sebagai Bapak Sosiologi. Selanjutnya Émile Durkheim — ilmuwan sosial Perancis — yang kemudian berhasil mengembangkan Sosiologi sebagai disiplin akademis. Di Inggris Herbert Spencer mempublikasikan Sosiology pada tahun 1876. Di Amerika Lester F.Ward mempublikasikan Dynamic Sosiology. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum. Sosiologi merupakan sebuah istilah yang berasal dari kata latin socius yang artinya teman, dan logos dari kata Yunani yang berarti cerita, diungkapkan pertama kalinya dalam buku yang berjudul “Cours De Philosophie Positive” karangan August Comte (1798-1857). Sosiologi muncul sejak ratusan, bahkan ribuan tahun yang lalu. Namun sosiologi sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat baru lahir kemudian di Eropa.Sejak awal masehi hingga abad 19, Eropa dapat dikatakan menjadi pusat tumbuhnya peradaban dunia, para ilmuwan ketika itu mulai menyadari perlunya secara khusus  mempelajari kondisi dan perubahan sosial. Para ilmuwan itu kemudian berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan ciri-ciri hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia. Dalam buku itu, Comte menyebutkan ada tiga tahap perkembangan intelektual, yang masing-masing merupakan perkembangan dari tahap sebelumya.

Tiga tahapan itu adalah :

  • Tahap teologis; adalah tingkat pemikiran manusia bahwa semua benda di dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh suatu kekuatan yang berada di atas manusia.
  • Tahap metafisis; pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala terdapat kekuatan-kekuatan atau inti tertentu yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan. Oleh karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terkait pada suatu realitas tertentu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam yang seragam.
  • Tahap positif; adalah tahap dimana manusia mulai berpikir secara ilmiah.

Comte kemudian membedakan antara sosiologi statis dan sosiologi dinamis. Sosiologi statis memusatkan perhatian pada hukum-hukum statis yang menjadi dasar adanya masyarakat. Sosiologi dinamis memusatkan perhatian tentang perkembangan masyarakat dalam arti pembangunan. Rintisan Comte tersebut disambut hangat oleh masyarakat luas, tampak dari tampilnya sejumlah ilmuwan besar di bidang sosiologi. Mereka antara lain Herbert Spencer, Karl Marx, Emile Durkheim, Ferdinand Tönnies, Georg Simmel, Max Weber, dan Pitirim Sorokin(semuanya berasal dari Eropa). Masing-masing berjasa besar menyumbangkan beragam pendekatan mempelajari masyarakat yang amat berguna untuk perkembangan Sosiologi.

  • Herbert Spencer memperkenalkan pendekatan analogi organik, yang memahami masyarakat seperti tubuh manusia, sebagai suatu organisasi yang terdiri atas bagian-bagian yang tergantung satu sama lain.
  • Karl Marx memperkenalkan pendekatan materialisme dialektis, yang menganggap konflik antar-kelas sosial menjadi intisari perubahan dan perkembangan masyarakat.
  • Emile Durkheim memperkenalkan pendekatan fungsionalisme yang berupaya menelusuri fungsi berbagai elemen sosial sebagai pengikat sekaligus pemelihara keteraturan sosial.
  • Max Weber memperkenalkan pendekatan verstehen (pemahaman), yang berupaya menelusuri nilai, kepercayaan, tujuan, dan sikap yang menjadi penuntun perilaku manusia..

Implementasi karakteristik ekonomi kapitalisme, apakah diterapkan di Indonesia ?


Menurut pendapat saya sendiri ya, ekonomi kapitalis diterapkan di Indonesia, di lihat dari 3 unsur karakteristik yang merujuk kepada ekonomi kapitalis.
  1. Karakteristik yang pertama adalah sebagian besar sarana produksi dan distribusi sector perusahaan milik negara yang sekarang menjadi milik individu atau swasta, hal ini jelas muncul di Indonesia, sekarang ini banyak perusahaan – peruasahaan atau alat – alat produksi  yang kepemilikannya justru banyak dikuasai oleh piuhak asing atau hal semacam ini disebut dengan privatisasi atau swastanisasi. Pemerintah Indonesia terpaksa menjual perusahaan – perusahaan atau alat – alat produksi yang dirasa tidak bisa memberikan keuntungan lagi dalam kaitannya untuk mensejahterakan masyarakatnya,untuk itu langkah privatisasi memang harus dilakukan. Kemudian juga privatisasi ini terjadi juga di latar belakangi oleh adanya globalisasi yang terjadi sekarang ini,sehingga peran perusahaan swasta menjadi lebih besar di bidang ekonomi, di bandingkan dengan peranan pemerintah itu sendiri,khusunya di Indonesia.
  2. Kemudian karakteristik kedua adalah barang dan jasa diperdagangkan di pasar bebas (free market) yang bersifat kompetitif. Perdagangan bebas atau yang akrab disebut free market memang sudah terjadi di Indonesia, dengan ditanda tanganinya ACFTA ( asean – china free trade area ) atau perjanjian perdagangan bebas yang dilakukan antara asia dan cina, maka barang dari negara – negara asean dan juga cina ini bebas keluar masuk tanpa adanya peraturan atau kebijakan yang membatasi masuk atau keluarnya barang – barang tersebut,termasuk di Indonesia, banyak barang dari luar yang masuk di Indonesia, hal ini membuat persaingan dagang yang terjadi di Indonesia menjadi lebih kompetitif, dan mayoritas masyarakat Indonesia sendiri pun cenderung lebih memilih barang dari luar negeri di bandingkan barang dari produksi dalam negeri nya sendiri, dengan alasan barang dari luar negeri tersebut lebih murah dan lebih berkualitas dibandingkan dengan barang dari dalam negeri sendiri.
  3. Kemudian karakteristik yang ketiga adalah modal kapitalis ( baik dalam uang / kekayaan lain ) diinvestasikan ke dalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba atau profit, hal ini juga terjadi di Indonesia, banyaknya modal yang mengalir dari luar, seperti dari IMF ataau World Bank yang fungsinya untuk membantu perekonomian bagi suatu negara namun pada kenyataannya justru perusahaan asing lah yang memanfaatkan dana tersebut,untuk dialihkan menjadi suatu pinjaman yang bisa menghasilkan laba atau profit yang tinggi bagi mereka sendiri. 

Sekedar Tahu Aja Ya...



http://klikunic.net/pic-benda-kutukan-dr-seluruh-dunia-serem/

Pada tahun 1985, Inggris dibuat heboh dengan rangkaian kebakaran yang terjadi secara misterius. Kehebohan pun berlanjut ketika ditemukan bahwa di semua rumah yang nyaris terbakar habis, terdapat sebuah benda yang tidak tersentuh api, yaitu lukisan anak laki-laki yang menangis. Kabar yang lebih mengejutkan muncul, ternyata sebelumnya sudah banyak kasus serupa lain yang tidak meninggalkan petunjuk logis.
Setelah ditelusuri, konon sang objek lukisan tersebut adalah seorang anak yatim piatu yang orang tuanya meninggal terbakar. Tak berapa lama setelah lukisan tersebut diproduksi, studio sang pelukis hancur terlalap api. Bocah tersebut pun kemudian tewas dalam sebuah ledakan. Katanya, arwah si bocah-lah yang menghantui melalui tangisan dalam lukisan tersebut.
Untuk menghilangkan kutukannya, sebuah terbitan lokal pun menggelar aksi pembakaran lukisan yang diproduksi secara massal tersebut. Banyak lukisan berhasil dimusnahkan, tetapi diperkirakan masih ada ribuan cetakan lainnya beredar di seluruh dunia.


Kalau berkunjung ke Museum East Martello, Florida, kita bisa melihat sebuah boneka berumur lebih dari satu abad, Robert the Doll. Boneka berukuran seperti bocah kecil ini sangat terkenal. Bukan karena boneka peninggalan abad ke-19 ini lucu, tapi karena horor!!!
Kisahnya berawal sekitar tahun 1896, ketika keluarga Otto memberikan boneka kepada anak bungsunya Robert Eugene Otto. Saking terpikatnya, sang anak memberikan namanya sendiri, Robert, kepada boneka itu, dan mengganti panggilan dirinya menjadi, Gene.
Semenjak itu, kejadian demi kejadian aneh terjadi di rumah keluarga Otto, dari mulai terdengar suara tawa asing, berbagai kekacauan dan kerusakan, sampai laporan para tetangga yang melihat penampakan mengerikan Robert. Yang paling parah, Robert sepertinya memperbudak Gene hingga bocah tersebut shock dan ketakutan. Melihat ketidakberesan tersebut, keluarga Otto menyingkirkan Robert ke loteng. Ketika Gene sudah dewasa, ia menemukan kembali boneka Robert. Dalam waktu singkat, boneka itu pun kembali “menguasai” diri Gene, hingga ia nyaris gila. Warga kota yang melewati rumah keluarga Otto dihantui teror Robert dari jendela kamarnya. Kabarnya, kejadian mengerikan itu terus berlanjut sampai museum tempat tinggal Robert sekarang.


Seringkali kita dengar cerita mengenai senjata khas Indonesia yang memiliki kekuatan sehingga dapat bergerak, berdiri, bahkan terbang dengan sendirinya. Salah satu legenda yang terkenal sampai sekarang adalah kisah kesaktian keris buatan Mpu Gandring. Keris sakti tersebut banyak menelan korban, termasuk pembuatnya. Mpu Gandring dihabisi degan sadis oleh pemesan keris tersebut, Ken Arok. Sejak itu, keris Mpu Gandring tidak berhenti meminta tumbal yang haus kekuasaan, termasuk Ken Arok dan keturunannya. Konon, katanya, keris tersebut kemudian dibuang ke laut dan berubah wujud menjadi seekor naga. Ternyata sampai saat ini pun masih banyak pembuat keris sakti alias keris pusaka. Pembuatannya pun harus melalui tahap yang berat seperti mencocokkan tanggal lahir dan tujuan si pemesan, berpuasa, melakukan perhitungan dengan penanggalan Jawa, dan banyak ritual lainnya. Legenda keris Mpu Gandring pun dipegang teguh sampai sekarang, bahwa keserakahan akan berujung pada kehancuran.

Jangan pernah coba-coba mengutak-atik mummy Firaun beserta barang peninggalannya, kalau kita gak mau bernasib sama seperti Carnarvon. Pembesar Inggris ini, konon mendadak meninggal dunia setelah membongkar kuburan Tutankhamun, salah satu Firaun pada tahun 1923. Anehnya lagi, di hari Carnarvon meninggal, seluruh listrik di Kairo pun padam tanpa ada yang tahu penyebabnya. Tutankhamun merupakan Raja Mesir yang memiliki kisah tragis. Diangkat sebagai Firaun ketika berumur 9 tahun, ia hanya sempat sekejap merasakan kekuasaan. Belum genap 19 tahun, ajla menjemputnya. Penyebab kematiannya masih belum mencapai titik terang, walaupun banyak yang percaya akan adanya konspirasi pembunuhan sadis terhadap raja belia tersebut. Misteri Tutankhamun pun terus berlanjut hingga kini. Katanya, terdpat kutukan bahwa barangsiapa yang mengganggu sang raja dalam tidur panjangnya, akan merasakan kemalangan. Walaupun banyak yang meragukan kutukan tersebut, hal aneh terus terjadi. Seorang petugas berkebangsaan Amerika yang membawa topeng Tutankhamun kabarnya mendadak terserang stroke, dan seorang pemuda Jerman yang nekat mencuri salah satu harta karun Tutankhamun mati dengan mengenaskan.

HOMOSEKSUAL


o) Latar belakang terjadinya homoseksual
Perilaku seksual yang normal dipengaruhi oleh empat faktor yaitu, dorongan seksual, pengalaman seksual sebelumnya, lingkungan sosiokultural dan psikologis. Dalam kehidupan seksual faktor lingkungan memegang peranan penting terjadinya kegiatan seksual. Faktor lingkungan yang cenderung bebas dan rapat diantara masyarakat yang berlainan jenis kelamin akan memberikan dorongan seksual yang besar kepada individual untuk melakukan kegiatan seksual. Kegiatan seksual yang sudah pernah dilakukan akan menjadikan pengalaman kepada individu untuk mencoba melakukannya kembali. Apabila kegiatan seksual ini dilakukan secara negatif, maka akan memberikan dampak psikologis terhadap perilaku seksual. Dampak dari psikologis yang negatif bisa menyebabkan individu menjadi homoseksual atau lesbian. Beberapa faktor lain penyebab terjadinya homoseksual antara lain adalah:
Faktor biologis, berupa gangguan pada otak.
Faktor psikodinamika, yakni gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil.
> Faktor sosiokultural, yakni keharusan atau kebiasaan budaya setempat.
Faktor lingkungan yang mendorong melakukan hubungan homoseksual.

o) Teori yang digunakan untuk menganalisis homoseksual:
Teori fungsionalisme structuralDalam konsep fungsional structural yang dijelaskan Tallcot Person, masyarakat dilihat sebuah hal yang terdir dari system maupun unsure dalam system (sub system) yang akan menentukan bagaimana kehidupan sosial dalam masyarakat dapat berjalan dengan baik. Menurut teori ini apabila ada suatu system atau subsistem tidak berjalan sebagaimana mestinya dapat menyebabkan terciptanya penyimpangan dalam diri seseorang individu yang terkait dengan system maupun subsistem tersebut. Perilaku gay ataupun lesbian diakibatkan oleh sosialisasi system ataupun subsistem dalam masyarakat yang berjalan tidak semestinya.
Teori labeling, Perspektif labeling mengetengahkan pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi antaraa penyimpangan dan agen kontrol sosial menyebabakan penyimpangan, sebab pelaksanaan control sosial tersebut mendorong orang masuk kedalam peran penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpangan sekunder, khususnya  dalam mempertahankan diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke dalam peran sosial konsensional yang tidak menyimpang adalah barbahaya dan individu merasa teralienasi. Berdasarkan teori ini pelabelan yang diberikan masyarakat pada homoseksual bertujuan agar si penyimpang kembali menjadi normal.karena menurut teori ini member label itu berfungsi sebagai control sosial.
> Teori queer, dalam kamus kuir berarti aneh kacau, abnormal, dan tidak disukai. Dalam teori queer berkenaan dengan relasi-relasi yang aneh atau yang tidak biasa. Dalam teori queer, ingin diungkapkan bagaimana bentuk reaksi yang paling otentik dan juga radikal. Bagaimana seseorang lesbian dan seorang gay berhubungan sesamanya merupakan obyek dalam teori ini.

o) Tindakan preventif dan cara penanggulangan masalah homoseksual
Yang dimaksud dengan tindakan Preventif adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar kenakalan remaja yang berupa penyimpangan seksual itu tidak timbul. Upaya preventif lebih besar manfaatnya dari pada kuratif, karena jika kenakalan yang berupa penyimpangan seksual itu sudah meluas amat sulit menanggulanginya. Tindakan preventif ini merupakan pencegahan terhadap perilaku menyimpang. Pada dasarnya tindakan preventif ini merupakan suatu pencegahan sebelum seseorang melakukan perbuatan menyimpang. Tindakan – tindakan Preventif yang bisa diterapkan untuk mencegah timbulnya penyimpangan seksual remaja antara lain adalah :
Ø  Meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Ø  Perbaikan lingkungan, yaitu daerah slum, kampung – kampung miskin.
Ø  Mendirikan klinik bimibingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku remaja
Ø  Menyediakan tempat rekreasi yang sehat bagi remaja.
Ø  Membentuk badan kesejahteraan anak.
Ø  Mengadakan/membangun panti asuhan.
Ø  Mendirikan tempat latihan untuk menyalurkan kreativitasa pada remaja.

Hakikat Manusia Ditinjau Dari Segi Sosiologi


> Filsafat Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara termasuk aliran filsafat pendidikan yang menganut definisi pendidikan, apabila dilihat dari sudut aliran filsafat pendidikan evolusionistis yang lebih menekankan tangga-tangga psikologis perkembangan manusia. Suatu konsep pendidikan yang lebih mengarahkan orientasinya pada aspek-aspek kehidupan modern yang kompleks dan rumit kaitannya, yang lebih individualisis sehinga menuntut kemampuan individual masing-masing pribadi dalam mengadakan penyesuaian kehidupan psikologisnya. Konsep tentang anthropologi filsafat apabila tidak dirumuskan dalam definisi pendidikan dapat dicari pada rumusan tentang tujuan pendidikannya. Sebagai contoh dalam sejarah pemikiran filsafat pendidikan Indonesia, kita dikenalkan dengan salah satu rumusan tujuan pendidikan sebagai berikut: Membentuk manusia susila yang cakap dan warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab atas kesejahteraan Negara dan tanah air. Dalam rumusan ini hakekat manusia sebagai suatu aspek yang bernilai martabat yang sama, sehingga yang satu tidak boleh menghisap yang lain, artinya manusia dihisap warga negara sehingga mengarah ke terhisapnya kepentingan individu demi kepentingan dan kejayaan Negara, dan sebaliknya hilangnya aspek warganegara dan mengarah ke individualisme yang otomistis. Suatu ilustrasi tujuan pendidikan yang mengarah ke penghisapan individualitas manusia ke dalam konsep warganegara adalah definisi pendidikan di bawah ini: Pendidikan adalah kegiatan atau proses yang mana individual dibina agar loyal setia tanpa sarat dan penyesuaian membuka pada kelompok.
> Manusia dan Pendidikan
Hubungan antara manusia dengan pendidikan diawali daripertanyaan: "apakah manusia dapat dididik?. Ataukah manusia dapat bertumbuh dan berkembang sendiri menjadi dewasa tanpa perlu dididik? Kedua pertanyaan itu sejak lama telah menjadi bahan yang dikaji oleh para ahli didik barat, yaitu sejak zaman Yunani Kuno. Pendapat yang umumnya dikenal dalam pendidikan Barat mengenai mungkin tidaknya manusia dididik terangkum dalam tiga aliran filsafat pendidikan. Aliran-aliran tersebut adalah nativisme, empirisme, dan kovergensi. Menurut nativisme, manusia tidak perlu dididik sebab perkembangan manusia sepenuhnya oleh bakat yang secara alami sudah ada pada dirinya ditentukan, sedangkan menurut penganut empirisme adalah sebaliknya. Perkembangan dan pertumbuhan manusia sepenuhnya ditentukan oleh lingkungannya. Dengan demikian aliran ini memandang pendidikan berperan penting dan sangat menentukan arah perkembangan manusia (Jalaluddin dan AliAhmad Zen, 1996:52). Adapun aliran ketiga, yaitu konvergensi merupakan perpaduan antara kedua pendapat tersebut. Menurut mereka memang manusia memiliki kemampuan dalam dirinya (bakat/potensi), tetapi potensi itu hanya dapat berkembang jika ada pengarahan pembinaan serta bimbingan dari luar (lingkungan). Harus ada perpaduan antara factor dasar (potensi dan bakat) dan ajar (bimbingan) . Perkembangan seorang manusia tidak hanya ditentukan oleh kemampuan potensi/ bakat yang dibawanya. Tanpa ada intervensi dari luar(lingkungan) bakat / potensi seseorang tak mungkin berkembang dengan baik. Lebih jauh Kohnstam menambahnya dengan kemauan. Dengan demikian menurutnya, kemampuan seseorang akan berjalan dengan baik dan dapat dikembangkan secara maksimal, apabila ada perpaduan antara faktor dasar (potensi), faktor ajar(bimbingan) serta kesadaran dari individu itu sendiri untukmengembangkan dirinya. Jadi disamping faktor potensi bawaan dan bimbingan dari lingkungan, untuk mengembangkan diri seseorang  perlu didorong oleh motivasi intrinsik (dorongan dari dalam dirinya).

Geng Motor ?


Geng motor merupakan salah satu kenakalan remaja yang merebak di Indonesia. Arti dari geng motor itu sendiri yaitu sekumpulan orang yang memiliki hobi bersepeda motor dan membuat kegiatan berkendara sepeda motor secara bersama sama baik dengan tujuan konvoi maupun touring dengan sepeda motor. Pengertian geng motor ini sebenarnya berawal dari sebuah kecenderungan hobi yang sama dari beberapa orang, namun belakangan geng motor semakin meresahkan masyarakat.
Tentunya sangat banyak faktor penyebab remaja terjerumus ke dalam kawanan geng motor. Namun salah satu penyebab utama mengapa remaja memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tua. Hal ini bisa jadi disebabkan oleh terlalu sibuknya kedua orang tua mereka dengan pekerjaan, sehingga perhatian dan kasih sayang kepada anaknya hanya diekspresikan dalam bentuk materi saja. Padahal materi tidak dapat mengganti dahaga mereka akan kasih sayang dan perhatian orang tua. Pada dasarnya setiap orang menginginkan pengakuan, perhatian, pujian, dan kasih sayang dari lingkungannya, khususnya dari orang tua atau keluarganya, karena secara alamiah orang tua dan keluarga memiliki ikatan emosi yang sangat kuat. Pada saat pengakuan, perhatian, dan kasih sayang tersebut tidak mereka dapatkan di rumah, maka mereka akan mencarinya di tempat lain. Salah satu tempat yang paling mudah mereka temukan untuk mendapatkan pengakuan tersebut adalah di lingkungan teman sebayanya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan negatif kerap menjadi pilihan anak-anak broken home tersebut sebagai cara untuk mendapatkan pengakuan eksistensinya. Faktor lain yang juga ikut berperan menjadi alasan mengapa remaja saat ini memilih bergabung dengan geng motor adalah kurangnya sarana atau media bagi mereka untuk mengaktualisasikan dirinya secara positif. Remaja pada umumnya, lebih suka memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi. Namun, ajang-ajang lomba balap yang legal sangat jarang digelar. Padahal ajang-ajang seperti ini sangat besar manfaatnya, selain dapat memotivasi untuk berprestasi, juga sebagai ajang aktualisasi diri. Karena sarana aktualisasi diri yang positif sulit  didapatkan, akhirnya mereka melampiaskannya dengan aksi ugal-ugalan di jalan umum yang berpotensi mencelakakan dirinya dan orang lain.
Upaya penanggulangan masalah geng motor :
Sebagai keluarga, kita hentikan semua tekanan-tekanan yang ada. Kita tahu bahwa tidak ada satu orang pun yang mau menganggur dan melakukan hal-hal yang anarkis kecuali orang tersebut sudah frustasi dan tidak bisa berpikiran positif lagi. Oleh karena itu, para pemuda yang seperti itu tidak membutuhkan nasihat-nasihat yang malah menekannya melainkan membutuhkan motivasi atau fasilitas yang membuatnya menjadi lebih berguna. Keluarga dan masyarakat harus lebih ekstra lagi dalam menciptakan wadah-wadah positif untuk menyalurkan kreativitas pemuda secara positif. Jika ada banyak pemuda yang hobi melakukan balapan, mengapa tidak difasilitasi masyarakat dengan dilakukan balapan resmi. Jika pemuda butuh uang, mengapa tidak disediakan dimasyarakat kelompok-kelompok usaha untuk pemuda. Jika pemuda ingin membentuk kelompok sosial, mengapa tidak rumah-rumah ibadah merangkul para pemuda tersebut untuk giat dalam organisasi kepemudaan keagamaan atau organisasi sosial masyarakat yang lebih positif. Semua itu, hanya butuh sedikit kerelaan keluarga-keluarga atau masyarakat untuk menyediakan semua itu. Jika demikian, maka keinginan dan minat pemuda tersalurkan sehingga mereka tidak mengalami frustasi. Pemerintah pun harus mampu menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi para pemuda. Dengan begitu, berarti pemerintah juga telah merangkul pemuda untuk melakukan hal-hal yang positif dan menutup kemungkinannya terbentuk geng-geng motor yang brutal.


Kecelakaan Semakin Banyak Memakan Korban, Mengapa???


Melihat kondisi lalu lintas di negeri ini, begitu menyesakkan dada karena sangat terlihat kacau balau dan tidak teratur. Kekacauan yang terjadi tidak hanya di jalan raya tapi sampai ke instansinya.Sistem kerja di instansi terkait juga tidak kalah morat-marit hingga akhirnya mempengaruhi angka kecelakaan di negeri ini. Pelanggaran-pelanggaran lalu lintas hampir dengan mudah setiap hari kita temui, baik yang berakhir dengan kecelakaan maupun yang aman-aman saja. Jika kita lihat dan amati banyak siswa SLTP yang membawa sepeda motor, saya berani mengatakan bahwa hal tersebut jelas merupakan suatu pelanggaran, karena anak seumuran tingkat SLTP sudah pasti belum memiliki SIM karena umurnya belum memenuhi syarat untuk membuat dan memiliki SIM tersebut. Belum lagi bagaimana perilaku siswa SLTP saat berkendara di jalan raya, hampir sebagian besar pemicu kecelakaan itu karena mereka yang sering ugal-ugalan ketika mengendarai kendaraan di jalan raya. Hal tersebut tidak hanya merugikan diri pengendara itu sendiri tetapi juga merugikan pengendara dan pengguna jalan lain. Mencari siapa yang salah dalam masalah kecelakaan tersebut sangatlah sulit. Seperti yang saya katakan tadi sebelumnya, ini merupakan komplikasi. Apabila mau menyalahkan mungkin itu salah semuanya, sampai ke pemerintahnyapun ikut salah, dan akar permasalahan saya kira ada pada instansinya.
> Kepolisian melalui divisi SIM-nya.
Kenapa mereka berani mengeluarkan SIM untuk pemohon yang belum memenuhi syarat. Kalau saya tidak salah dan makna SIM belum berganti, SIM kependekan dari Surat Ijin Mengemudi. Artinya, siapa saja yang permohonan SIM-nya dikabulkan berarti dia sudah diberi ijin, sudah diperbolehkan untuk berkendara di jalan raya dengan dasar orang tersebut sudah memenuhi semua persyaratan. Tetapi kenapa ada pemilik SIM yang masih dibawah umur, dan anehnya ketika terkena razia pemilik SIM dinyatakan bersalah karena pemalsuan umur, hal tersebut benar-benar membuat saya bingung dan tidak mengerti dengan peraturan sebenarnya.
> Dinas Pekerjaan Umum.
Entah apa namanya instansi ini sekarang, yang jelas instansi yang bertanggung jawab membuat dan merawat jalan raya. Jalan raya dengan banyak aksesoris, cuma ada di negeri ini. Aksesoris jalan bisa berupa batang pohon pisang, kolam ikan di tengah jalan, jalan yang mirip lensa cekung/cembung, dan banyak lagi. Ini yang saya bilang hebat, karena model jalan seperti ini hanya ada di Indonesia. Gimana grafik kecelakaan tidak meningkat apabila kondisi jalannya seperti ini. Anehnya, pihak instansi tetap santai terhadap masalah ini, alasannya klasik, karena tidak ada biaya. Lalu kemana pajak yang kita bayar tiap tahun itu jika tidak dipergunakan untuk memperbaharui semua itu.
Pemerintah.
Pemerintah dalam mengatur distribusi kendaraan bermotor tidak mempertimbangkan daya tampung maksimal jalan raya. Kita sama-sama tahu, sebagian besar jalan raya yang ada di negeri ini masih relatif sempit, belum sepenuhnya siap untuk menampung kendaraan bermotor dalam jumlah yang cukup besar. Apabila distribusi kendaraan bermotor tidak diimbangi dengan penambahan daya tampung jalan, yang terjadi kemudian adalah jalan menjadi terlalu padat, frekuensinya terlalu tinggi, dampaknya sering terjadi kemacetan lalu lintas dan lebih vatalnya, kecelakaan lalu lintas. Harus ada keseimbangan antara jumlah pemakai jalan dan kapasitas jalan. Ini penting, tujuannya agar kondisi lalu lintas selalu dalam kondisi ideal, dan jalan tidak cepat rusak. Tetapi kenyataanya, jumlah kendaraan bermotor sekarang luar biasa banyak, baik tipe dua roda maupun tipe empat roda. Jadi tidak heran jika kemacetan sering kali terjadi terutama di kota-kota besar, dan di sisi lain angka kecelakaan lalu lintas juga semakin tinggi.
Masih banyak lagi instansi-instansi lain yang ikut bertanggung jawab dalam masalah tersebut, karena ini merupakan masalah kompleks. Tapi bukan berarti kita bersih dalam masalah ini. Sebaik dan sebagus apapun sebuah instansi dalam menjalankan peraturan, jika tidak diimbangi dengan kesadaran hukum dari masyarakatnya sama saja bohong. Jadi kesimpulannya semua harus dimulai dari diri kita masing-masing.