o) Latar belakang terjadinya homoseksual
Perilaku seksual yang normal dipengaruhi oleh empat faktor yaitu, dorongan seksual, pengalaman seksual sebelumnya, lingkungan sosiokultural dan psikologis. Dalam kehidupan seksual faktor lingkungan memegang peranan penting terjadinya kegiatan seksual. Faktor lingkungan yang cenderung bebas dan rapat diantara masyarakat yang berlainan jenis kelamin akan memberikan dorongan seksual yang besar kepada individual untuk melakukan kegiatan seksual. Kegiatan seksual yang sudah pernah dilakukan akan menjadikan pengalaman kepada individu untuk mencoba melakukannya kembali. Apabila kegiatan seksual ini dilakukan secara negatif, maka akan memberikan dampak psikologis terhadap perilaku seksual. Dampak dari psikologis yang negatif bisa menyebabkan individu menjadi homoseksual atau lesbian. Beberapa faktor lain penyebab terjadinya homoseksual antara lain adalah:
> Faktor biologis, berupa gangguan pada otak.
> Faktor psikodinamika, yakni gangguan perkembangan psikoseksual pada masa kecil.
> Faktor
sosiokultural, yakni keharusan atau kebiasaan budaya setempat.
> Faktor
lingkungan yang mendorong melakukan hubungan homoseksual.
o) Teori yang digunakan untuk menganalisis homoseksual:
> Teori
fungsionalisme structural, Dalam konsep fungsional structural yang dijelaskan Tallcot Person,
masyarakat dilihat sebuah hal yang terdir dari system maupun unsure dalam
system (sub system) yang akan menentukan bagaimana kehidupan sosial dalam
masyarakat dapat berjalan dengan baik. Menurut teori ini apabila ada suatu
system atau subsistem tidak berjalan sebagaimana mestinya dapat menyebabkan
terciptanya penyimpangan dalam diri seseorang individu yang terkait dengan
system maupun subsistem tersebut. Perilaku gay ataupun lesbian diakibatkan oleh
sosialisasi system ataupun subsistem dalam masyarakat yang berjalan tidak
semestinya.
> Teori
labeling, Perspektif labeling mengetengahkan
pendekatan interaksionisme dengan berkonsentrasi pada konsekuensi interaksi
antaraa penyimpangan dan agen kontrol sosial menyebabakan penyimpangan, sebab
pelaksanaan control sosial tersebut mendorong orang masuk kedalam peran
penyimpang. Ditutupnya peran konvensional bagi seseorang dengan pemberian
stigma dan label, menyebabkan orang tersebut dapat menjadi penyimpangan
sekunder, khususnya dalam mempertahankan
diri dari pemberian label. Untuk masuk kembali ke dalam peran sosial
konsensional yang tidak menyimpang adalah barbahaya dan individu merasa
teralienasi. Berdasarkan teori ini pelabelan yang diberikan masyarakat pada
homoseksual bertujuan agar si penyimpang kembali menjadi normal.karena menurut
teori ini member label itu berfungsi sebagai control sosial.
> Teori
queer, dalam kamus kuir berarti aneh kacau,
abnormal, dan tidak disukai. Dalam teori queer berkenaan dengan relasi-relasi
yang aneh atau yang tidak biasa. Dalam teori queer, ingin diungkapkan bagaimana
bentuk reaksi yang paling otentik dan juga radikal. Bagaimana seseorang lesbian
dan seorang gay berhubungan sesamanya merupakan obyek dalam teori ini.
o) Tindakan preventif dan cara penanggulangan masalah homoseksual
Yang dimaksud dengan tindakan Preventif adalah kegiatan yang dilakukan
secara sistematis, berencana, dan terarah, untuk menjaga agar kenakalan remaja
yang berupa penyimpangan seksual itu tidak timbul. Upaya preventif lebih besar
manfaatnya dari pada kuratif, karena jika kenakalan yang berupa penyimpangan
seksual itu sudah meluas amat sulit menanggulanginya. Tindakan preventif ini
merupakan pencegahan terhadap perilaku menyimpang. Pada dasarnya tindakan
preventif ini merupakan suatu pencegahan sebelum seseorang melakukan perbuatan
menyimpang. Tindakan
– tindakan Preventif yang bisa diterapkan untuk mencegah timbulnya penyimpangan
seksual remaja antara lain adalah :
Ø Meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
Ø Perbaikan
lingkungan, yaitu daerah slum, kampung – kampung miskin.
Ø Mendirikan
klinik bimibingan psikologis dan edukatif untuk memperbaiki tingkah laku remaja
Ø Menyediakan
tempat rekreasi yang sehat bagi remaja.
Ø Membentuk
badan kesejahteraan anak.
Ø Mengadakan/membangun
panti asuhan.
Ø Mendirikan
tempat latihan untuk menyalurkan kreativitasa pada remaja.
0 komentar:
Posting Komentar